Seluruh pengetahuan itu tumpah ruah dalam buku ini. Ini bukan jenis buku yang cukup dibaca sekali, perlu disimpan untuk dibaca berulang-ulang kali. Karena pengetahuan baru lagi dan lagi akan didapatkan setelah membaca kesekian kali.
Menikmati suatu karya sastra berarti memberi "napas" bagi jiwa, mengasah rasa seni dan sense. Lewat karya-karya tersebut, manusia dapat mengasah kepekaan budi dan emosinya, bercermin - membandingkan situasi dunia yang dihuni dan dikenal oleh pengarang pada masa itu dengan dunia yang dipijak dan ditempatinya saat ini. Melalui budaya, gaya bahasa, sejarah, struktur dan tatanan masyarakat, serta s…
A Short Journey menyingkap persoalan multi konflik. Berawal dari persaingan bisnis perusahaan Jepang dan Cina yang berlatar belakang dendam hingga merembet pada permasalahan sederhana KEPERCAYAAN. Selain itu, kita juga akan diingatkan untuk lebih peduli pada orang-orang terdekat, betapa mereka sangat berharga. Tetapi, kita seringkali "lupa" membalas perhatian mereka karena terlalu sibuk memikir…
Buku ini membahas tentang pembinaan kritik sastra indonesia
Buku Ini Mengidentifikasikan Apa Yang Dimaksud Dengan Karya Sastra Yang Bagus dan Kaitannya tentang Sastrawan Dengan Karya Sastra, Pembaca, Semesta dan Latar Belakangnya
Buku ini dibagi menjadi dua bagian yakni teori dan praktik dimulai dari sejarah dan sastra zaman sekarang.
Buku ini menjelaskan tentang bagaimana memahami apa itu puisi, memahami hakekat puisi yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat sampai dengan pertanyaan pembimbing untuk mengevaluasi puisi.
Buku ini membicarakan tiga unsur budaya yang saling bertautan, yaitu bahasa, sastra, dan aksara. Ketiga unsur tersebut tidak hanya saling bertautan tetapi lebih dari itu bahasa, sasta dan aksara simbol-simbiol hasil pemikiran dan kehidupan spiritual umat manusia.
Buku yang membahas metodologi penelitian posmodernisme sastra ini, disebut metodologi karena buku ini baru mengkhayalkan konsep-konsep, baik ontologi, epistemologi, dan aksiologi pesmodernisme sastra. Sastra tidak akan berontak. Sastra itu bukan sebuah fenomena yang "mati".